Mengenali Gejala Postpastum Depression dan Perbedaannya Dengan Baby Blues

- 25 Mei 2022, 16:19 WIB
Ilustrasi ibu dan anak dalam rutinitas liburan
Ilustrasi ibu dan anak dalam rutinitas liburan /Josh Willink

PORTAL GUNUNGKIDUL – Ibu hamil memiliki sejumlah resiko gangguan emosional yang dapat dialami. Salah satu kondisi yang banyak dikenali adalah sindrom baby blues.

Pada beberapa situasi yang lebih berat, seorang ibu yang telah melahirkan bayi dapat mengalami depresi pasca-kelahiran. Kondisi tersebut juga dikenal dengan postpastum depression.

Kedua kondisi tersebut cukup serupa, namun baby blues dan postpastum depression merupakan dua kondisi psikologis yang berbeda. Sebagian besar ibu pernah mengalami baby blues.

Baca Juga: Dampak Kesundulan Yang Sering Tidak Disadari Ibu dan Keluarga

Kondisi baby blues terjadi akibat perubahan hormat saat hamil dan melahirkan. Kondisi psikologis dan tekanan selama kehamilan juga berperan besar pada sindrom tersebut.

Umumnya baby blues hanya terjadi dalam waktu singkat. Sebagian besar penderitanya hanya mengalami baby blues antara 3-6 hari. Pada kondisi yang lebih panjang, penderita bisa mengalami sindrom hingga dua pekan.

Kondisi tersebut merupakan depresi ringan pasca-melahirkan. Namun apabila kondisi baby blues berlanjut dalam waktu yang lebih panjang, maka penderita harus mewaspadai resiko terkenan gejala gangguan postpastum depression.

Kondisi postpastum depression yang tidak ditangani dapat bertahan hingga tahunan. Hal tersebut tentu akan sangat menyulitkan ibu dalam proses pengasuhan anak dan menjaga stabilitas keluarga.

Beberapa hal yang dapat menjadi indikasi postpastum depression antara lain keutuhan emosi ibu untuk merasakan sedih, senang, dan berbagai emosi lainnya. Tingkat kendali emosi yang menurun juga menjadi tanda awal postpastum depression.

Halaman:

Editor: Iqbal Maulana

Sumber: Mayo Clinic


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah