Stroke Mengintai Masyarakat Berusia Lebih Muda Akibat Gaya Hidup Tidak Sehat

- 28 Juli 2022, 17:30 WIB
Ilustrasi tanda-tanda stroke ringan menurut dr. Ema Surya Pertiwi.
Ilustrasi tanda-tanda stroke ringan menurut dr. Ema Surya Pertiwi. /PEXELS/cottonbro

PORTAL GUNUNGKIDUL – Stroke menjadi salah satu penyebab kematian paling umum di Indonesia.

Risiko stroke utamanya berlatar belakang pola hidup tidak sehat. Kondisi tersebut terutama hadir dalam makanan dan kebiasaan kurang berolahraga.

Rutinitas masyarakat yang berkembang tidak sehat dengan bekerja hingga larut juga menambah risiko stroke pada berbagai generasi.

Beberapa kasus penyakit stroke juga dapat terjadi pada masyarakat yang berusia lebih muda.

Baca Juga: 7 Panduan Bisnis Thrift Shop yang Populer dan Hits di Kota Besar

Ulasan tentang risiko kematian juga telah terbit di portal Pikiran Rakyat, dalam artikel yang berjudul "14,83 Persen dari Total Angka Kematian Nasional, Dokter Saraf Singgung Tentang Masa Depan Suram".

Dokter Spesialis Saraf Dodik Tugasworo mengatakan bahwa satu dari empat penduduk yang berusia 25 tahun akan mengalami stroke.

Dalam pernyataannya juga tercatat setiap tahun sebanyak 60 persen dari seluruh kasus stroke dialami penduduk usia yang kurang 70 tahun atau usia yang produktif.

Disebutkan bahwa WHO mencatat lebih dari 13,7 juta jiwa penduduk dunia terserang kasus stroke baru per tahun.

Baca Juga: 5 Kematian Karakter MCU Paling Berdampak di Waralaba

Sementara itu, angka kematian akibat stroke di Indonesia menurut WHO pada 2018 mencapai 252.473 jiwa atau 14,83 persen dari total angka kematian nasional.

"Angka kematian di Indonesia mencapai 147,19 per 100 ribu populasi. Penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Indonesia ditempatkan ranking ketujuh di seluruh dunia," katanya.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat berusia produktif di Indonesia untuk mewaspadai penyakit stroke yang ditandai serangan secara tiba-tiba sebab berisiko pada masa depan suram.

Memperingati Hari Stroke Sedunia, Dokter Spesialis Saraf Dodik Tugasworo menyebutkan bahwa serangan stroke pada usia muda membutuhkan waktu pemulihan yang cukup panjang.

Baca Juga: 5 Langkah Aman Hindari Penipuan Dengan Kode QR Secara Daring

Sehingga mengancam keberlangsungan karir di masa depan bagi penderitanya.

"Masih muda sudah madesu atau masa depan suram," katanya.

Ia mengatakan bahwa pengertian stroke sesuai petunjuk WHO pada 1970 dikenal sebagai gangguan pembuluh darah di otak yang terjadi secara tiba-tiba, dapat terjadi karena sumbatan maupun pendarahan.

Namun pada 2013, American Heart Association atau American Stroke Association (AHA-ASA) memberi pengertian lain tentang stroke, yaitu kematian sel otak, medulla spinalis dan retina yang disebabkan oleh iskemia maupun perdarahan yang dibuktikan dengan pencitraan atau rontgen.

Baca Juga: Pelajari 7 Indikasi Stroke Pada Anggota Keluarga, Upaya Pencegahan Ideal

"Gejalanya bertahan lebih dari 24 jam atau sampai kematian (cacat)," katanya.

Ia menyebutkan bahwa kematian atau kecacatan yang dipicu stroke timbul akibat sel saraf otak yang mati di area sumbatan.

"Jika sumbatan tidak segera dibuka, setiap menit, 1,9 juta sel saraf otak mati di area sumbatan dan tidak ada pertumbuhan sel baru penggantinya," katanya.

Menurutnya, beban ekonomi yang muncul akibat serangan stroke berdasarkan proyeksi jumlah kasus rawat jalan dan rawat inap sepanjang 2014-2019 berkisar Rp794,08 miliar sebagai peringkat kedua setelah penyakit jantung Rp1,82 triliun.

Baca Juga: Urutan Film Fast And Furious yang Sering Salah Kaprah

Secara umum gejala stroke bisa dikenali masyarakat seperti senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak dan sulit menelan air minum secara tiba, gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, tiba-tiba tidak bisa bicara, tidak mengerti kata-kata dan bicara tidak nyambung.

Gejala lainnya adalah kebas atau kesemutan separuh tubuh, rabun atau pandangan satu mata kabur secara tiba-tiba hingga sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba yang tidak pernah dirasakan sebelumnya, dan gangguan fungsi keseimbangan atau gerakan sulit dikoordinasi.*** (Abdul Muhaemin/Pikiran Rakyat)

Editor: Iqbal Maulana

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah