Network
Lintas Gunungkidul - Projo adalah organisasi relawan pendukung Presiden Indonesia yang ke-7, Joko Widodo. Yang kemudian dirubah menjadi Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS).
Projo saat ini memiliki Ketua Umum Budi Arie Setiadi. Projo dikenal karena merupakan salah satu relawan darat terbesar dan memiliki status resmi organisasi kemasyarakatan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Setelah dibentuknya Projo, dalam waktu singkat mampu meraup basis masa yang banyak, karena projo mempunyai ciri khas, yaitu bersifat sukarela, terbuka, sosial, tidak membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan, serta latar belakang sosial politik kemasyarakatan.
Pada Sabtu (14/10/2023) Projo menggelar Rakernas IV, yang dihadiri oleh Jokowi. Dalam pembukaanya Jokowi memberikan pidato, ia mengatakan bahwa ia akan tetap menyempatkan hadir disetiap kegiatan yang digelar oleh Projo, karena ia tidak akan lupa atas jasa - jasa Projo didalam karir politiknya.
Lalu sejauh apa peran Projo dalam karir politik Jokowi? Berikut rangkumanya.
Tokoh Politik Yang Ikut Berperan
Terdapat peran beberapa tokoh politik, sehingga basis Projo dibeberapa Provinsi menguat, diantaranya yaitu :
Jakarta oleh Karel Sibarani, Dedy Obray, Guntur, dan lainnya.
Jawa Barat oleh Agus Setia Permana dan Soleh. Di Jawa Tengah oleh Gunawan Wirosaroyo dan para tokoh Marhaen dari Wonogiri, Klaten, Boyolali, Kendal, dan lainnya.
Jawa Timur oleh Machdan, Jayus, Eddy Banteng, Handoko, dan lainnya.
Memperjuangkan Jokowi Sebagai Presiden
Pada waktu itu PDIP masih memiliki wacana untuk kembali mencalonkan Megawati, dengan beberapa pilihan Cawapres, antara lain Joko Widodo. Namun suara akar rumput lebih menginginkan adanya calon presiden baru dan dilakukannya proses penyegaran figur calon presiden. Yang pada ahirnya mengajukan Jokowi menjadi presiden kala itu, dan melahirkan Projo.
Memenangkan Jokowi Menjadi Presiden 2 Periode
Pada putaran kedua, Projo telah terbentuk dan mempunyai basis masa yang sangat besar, sehingga dianggap berperan aktif untuk kembali memenangkan Jokowi dua periode waktu itu, karena pada saat itu Jokowi menghadapi lawan politik yang seimbang, yaitu Prabowo Subianto.
